Untukmemenuhi standar air untuk kebutuhan sanitasi, maka air yang dibuang harus memenuhi dua parameter, yaitu parameter wajib dan tambahan. Parameter wajib meliputi: -Kadar pH maksimal 6,5 sampai 8,5 mg/L -Kadar besi maksimal 1 mg/L -Kadar CaCO3 maksimal 500 mg/L -Kadar Florida maksimal 1,5 mg/L -Nitrat, sebagai N maksimal 10 mg/L JTeknol Lingkung 19:183- Water 10:99. doi: 10.3390/w10020099 190. doi: 10.29122/jtl.v19i2.2063 Djo YHW, Suastuti DA, Suprihatin IE, Atima W (2015) BOD dan COD sebagai Sulihingtyas WD (2017) Fitoremediasi parameter pencemaran air dan baku limbah cair UPT laboratorium analitik mutu air limbah. BAKUMUTU LIMBAH MINYAK SAWIT Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Nomor 5 tahun 2012) : Berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (nomor : kep-51/menlh/10/1995) tanggal 23 oktober 1995. Catatan : Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan dalam milligram parameter per Liter air Limbah. Jakarta(BIB) - Baku Mutu Air Limbah Domestik diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor P.68/Menlhk-Setjen/2016. Baku mutu air limbah domestik yang diatur adalah baik dilakukan pengolahan secara tersendiri maupun terintegrasi. Parameter yang diatur adalah kadar maksimum dari limbah domestik, seperti pH kadar ApaSaja Parameter dalam Pengolahan Air Limbah Domestik? Berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, maka parameter kunci untuk air limbah domestik adalah pH, BOD, COD, TSS, Lemak & Minyak, Ammonia Total dan Total Koliform. 1. Derajat Keasaman (pH) g4p4Wzx. The high risk of the Coronavirus disease COVID-19 pandemic has caused the government set a various of policies to limit citizen mobility. The imposition of this mobility restriction has a significant impact on the environment. This study aims to analyze several physic-chemical waters parameters in Kadia River during the first year of the COVID-19 pandemic. The results of this study indicate that temperature, turbidity, DO at low tide and BOD exceed the required quality standard. The contribution of household domestic waste is very likely to have an effect on the height of some of these parameters, because in the first-year people are more active at home work from home. The other parameters DHL, pH, NO2, PO4 are still within the quality standard threshold level. Therefore, it is necessary to control and manage waste water from urban domestic so that the sustainability of river ecosystems can continue in the future. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2190 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Analisis Parameter Fisik-Kimia Air Sungai Kadia pada Tahun Pertama Pandemi COVID-19 di Kota Kendari Sumarlin1, Suherman2, Moch. Assidieq3 1,2, 3Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Kendari *Koresponden email sumarlin Diterima 2 Agustus 2021 Disetujui 10 Agustus 2021 Abstract The high risk of the Coronavirus pandemic COVID-19 has prompted the government to adopt a variety of policies to limit citizen mobility. The imposition of this mobility restriction has important consequences for the environment. This study analyzes several physical-chemical parameters of the waters of the Kadia River during the first year of the COVID-19 pandemic. The results of this study indicate that temperature, turbidity, DO at low tide and BOD exceed the required quality standard. The contribution of household domestic waste is very likely to have a significant impact on the height of some of these parameters, because in the first year, people are more active at home working from home. The other parameters DHL, pH, NO2, PO4 are still in the threshold of the quality standard . Therefore, it is necessary to monitor and manage wastewater from urban households so that the sustainability of river ecosystems to continue in the future. Keywords COVID-19, parameter, physic-chemical, Kadia River, Kendari Abstrak Tingginya risiko pandemik Corona virus disease COVID-19 menyebabkan pemerintah menetapkan sejumlah kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat. Pemberlakuan pembatasan mobilitas ini berpengaruh signifikan pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa parameter fisik-kimia pada air Sungai Kadia di masa tahun pertama pandemik COVID-19. Hasil penelitian ini menunjukkan suhu, turbiditas, DO saat air surut dan BOD melampaui ambang baku mutu yang telah disyaratkan. Kontribusi limbah domestik rumah tangga sangat berpengaruh pada tingginya beberapa parameter ini, karena pada tahun pertama masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah. Adapun parameter lainnya DHL, pH, NO2, PO4 masih dalam taraf ambang baku mutu. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian dan pengelolaan air limbah dari domestik perkotaan agar kelestarian ekosistem sungai dapat berlanjut dimasa mendatang. Kata Kunci COVID-19, parameter, fisika-kimia, Sungai Kadia, Kendari 1. Pendahuluan Penyebaran Corona virus disease COVID-19 yang telah mengglobal menimbulkan berbagai ragam persoalan, bukan hanya permasalahan kesehatan semata tetapi juga mempengaruhi masalah sosial ekonomi dan lingkungan. Sejak teridentifikasi di Kota Wuhan pada 31 bulan Desember 2019 sampai saat ini per 18 Juli 2021, jumlah kasus COVID-19 telah mencapai kasus dan jumlah kematian mencapai kasus [1]. Selain itu, COVID-19 telah bermutasi dan membentuk beberapa varian. Kasus varian Alpha ditemukan di 180 negara, varian Betha 130 negara, varian Gamma 78 negara, varian Delta 124 negara. Sementara itu, pada skala nasional, per 23 Juli 2021 terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak kasus, sebanyak sembuh dan sebanyak meninggal [2]. Tingginya angka kematian ini menyebabkan pemerintah menetapkan berbagai kebijakan untuk mengurangi mobilitas masyarakat karena pada prinsipnya proses penularan COVID-19 melalui kontak dari orang ke orang [3]. Konsekuensi dari pembatasan mobilitas dan lockdown tersebut membawa bagi lingkungan di berbagai tempat, misalnya tingginya kejernihan air di Laguna Venesia, Italia[4], menurunnya konsentrasi material partikulat tersuspensi danau Vembanad di India [5], menurunnya konsentrasi BOD, COD dan arsenik di Sungai Gangga India[6] dan berkurangnya nilai risiko karsinogenik pada air Sungai Meric-Ergene, Turki [7]. COVID-19 juga telah menyebar di Kota Kendari sejak temukan kasus pertama tanggal 9 Maret 2020 [8]. Saat ini di Kendari tercatat kasus positif, sembuh dan 83 dinyatakan meninggal [9]. Kota Kendari merupakan kota yang terletak di pesisir Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara. Terdapat beberapa sungai yang membela Kota Kendari, salah satunya Sungai Kadia. Sungai Kadia bermuara di Sungai Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2191 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 Wanggu selanjutnya menuju Teluk Kendari. Penggunaan lahan sepanjang aliran Sungai Kadia digunakan sebagai pertokoan, pasar buah, pergudangan dan pemukiman penduduk. Populasi penduduk yang padat, pengembangan lahan, dan industrialisasi menghasilkan sejumlah limbah organik dan anorganik sehingga mencemari badan air[10]. Bangunan pemukiman maupun pertokoan di bantaran Sungai Kadia dirancang membelakangi sungai untuk mempermudah mengalirkan air sisa kegiatan mandi cuci kakus MCK dan limbah domestik lainnya. Air limbah domestik dari aktivitas manusia memberikan kontribusi peningkatan kosentrasi biological oxygen demand BOD dan chemical oxygen demand COD pada aliran sungai [11]. Tercemarnya air sungai dari aktivitas antropogenik tersebut dapat mendatangkan masalah kesehatan yang serius seperti gatal-gatal, diare dan gangguan penyakit bawaan lainnya. Selain itu, kontaminasi air limbah pada aliran sungai menjadi media penyebaran virus enteric adenovirus, aichivirus, astrovirus, cosavirus, enterovirus, virus hepatitis A dan E, norovirus dari genogrup I dan II, rotavirus A dan salivirus sebagai penyebab penyakit akut [12]. Semakin buruk kualitas air sungai maka ancaman kelimpahan bakteri pathogen dan antibiotik pada air sungai akan semakin besar. Untuk itulah, penelitian ini bertujuan menganalisis beberapa parameter fisik-kimia Suhu, DHL, Turbiditas, DO, pH, NO2, PO4, BOD air Sungai Kadia pada tahun pertama masa Pandemi COVID-19 di Kota Kendari. 2. Metode Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perairan Sungai Kadia, Kecamatan Kadia, Kota Kendari. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan, Universitas Muhammadiyah Kendari dan UPTD Balai Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2020 sampai bulan Juli 2021. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System GPS, botol sampel, wadah penyimpanan sampel cooling box, thermometer, DO meter, pH meter sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel air sungai sebanyak 1 liter/titik pengamatan Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada [13], sebagai berikut 1. Menentukan titik-titik pengambilan sampel dengan membagi beberapa segmen yang diharapkan dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini diambil 3 titik pada aliran Sungai Kadia yaitu titik I hulu sungai -3057’52,613” LS, 122028’21,964”, titik II tengah sungai -3058’18,699” LS, 122029’34,121”, titik III hilir sungai 3059’4,956” LS, 122031,969” Gambar 1. Lokasi penelitian Sumber Hasil analisis, 2021 2. Menyiapkan peralatan dan bahan 3. Pengambilan sampel air sungai, dengan langka-langka sebagai berikut Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2192 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 a. Menyiapkan alat pengambilan sampel yang relevan dengan kondisi sungai b. Membilas alat pengambilan sampel dengan air bersih sebanyak 3 tiga kali c. Mengambil sampel sesuai dengan peruntukan analisis, campurkan dalam penampung sementara kemudian dihomogenkan d. Memasukan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis 4. Menguji dan mengalisis parameter suhu, kekeruhan, daya hantar listrik, pH di titik pengamatan langsung di lapangan in situ 5. Hasil pengujian parameter lapangan dicacat, dan dokumentasikan 6. Pengambilan sampel untuk parameter pengujian di laboratorium dan dilakukan pengawetan 7. Menguji dan menganalisis Biological Oxigen Demand BOD, Fosfat PO4, Nitrat NO3 di laboratorium 3. Hasil dan Pembahasan Parameter Suhu, Daya Hantar Listrik, Turbiditas, DO, dan pH Air Sungai Kadia Parameter yang diuji langsung di lapangan in situ pada 3 tiga titik T1 Sungai Kadia Hulu, T2 sungai Kadia Tengah, T3 Sungai Kadia Hilir saat pasang, T4 Sungai Kadia Hilir saat surut dalam dalam penelitian ini meliputi parameter suhu temperatur, daya hantar listrik DLH, kekeruhan turbiditas, oksigen terlarut dissolved oxygen/DO, derajat keasaman pH. Hasil uji in situ parameter air Sungai Kadia tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter suhu, daya hantar listrik, turbiditas, DO, dan pH air Sungai Kadia Sungai Kadia Hilir Pasang T3 Sungai Kadia Hilir Surut T4 Sumber Hasil analisis, 2021 Berdasarkan Tabel 1, nilai suhu temperatur pada air Sungai Kadia pada titik T1 sebesar 36,2 oC, titik T2 sebesar 29,5oC, titik T3 sebesar 29,4oC, dan titik T4 sebesar 24,9oC. Hal ini menunjukkan semakin ke arah hilir temperatur air sungai semakin menurun. Suhu temperatur berkaitan erat dengan kemampuan air dalam menjerap oksigen dari udara sehingga mikroba dapat mendekomposisi bahan organik[14]. Sementara itu ambang baku mutu menurut [15] mensyaratkan deviasi 3 yaitu ± 30 C dari suhu normal air alamiah 250C berarti berkisar 220 C-280C. Suhu air Sungai Kadia berkisar 24,90C-360C, ini mengindikasikan suhu air sungai Kadia tidak dapat menunjang berlangsungnya ekosistem di perairan sungai, sebagaimana terlihat dalam Gambar 2. Secara umum, kisaran temperatur yang optimal untuk kehidupan fitoplankon di perairan berkisar 200-300 [16] Pada pengamatan daya hantar listrik DLH pada air Sungai Kadia pada titik T1 sebesar 6,95 pada titik T1 sebesar 6,95 µmhos/cm, titik T2 sebesar 2,51 µmhos/cm, titik T3 sebesar 2,43 µmhos/cm dan titik T4 sebesar 4,68 µmhos/cm. Daya hantar listrik DLH pada Sungai Kadia mengalami fluktuasi. DHL tertinggi terjadi pada titik T1 dan DLH terendah pada titik T3. Fluktuasi DLH ini disebabkan oleh kondisi saat pengambilan sampel. DHL tinggi berarti saat pengambilan sampel air kondisi perairan sedang dalam keadaan keruh yang mengindikasikan banyaknya senyawa organik atau ion-ion lain yang dapat menghantarkan listrik. Adapun nilai DHL rendah berarti pengambilan sampel air dalam kondisi perairan sedang jernih atau tidak keruh. DLH dapat dilihat pada Gambar 3. Kekeruhan turbiditas air menjadi salah satu parameter untuk menentukan kualitas air, lihat Gambar 4. Hasil analisis kekeruhan pada air Sungai Kadia menunjukkan bahwa, nilai kekeruhan pada titik T1 sebesar 69,9 NTU, titik T2 sebesar 87,6 NTU, titik T3 sebesar 99,6 NTU, dan titik T4 sebesar 0,55 NTU. Nilai kekeruhan pada titik T3 lebih besar daripada titik lainnya. Tingginya kekeruhan air Sungai Kadia ini disinyalir pada waktu pagi hari masyarakat banyak yang melakukan pembuangan limbah cair/padat, pembuangan sampah organik dan anorganik ke aliran sungai, dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan warna alamiah air sungai, kekuning- kuningan, kotor, berbau serta terjadinya kekeruhan. Selain itu kekeruhan air sungai juga disebabkan oleh menumpuknya bahan organik yang berasal dari aktivitas perumahan dan industri di sekitar bantaran sungai. Buangan limbah domestik dan non domestik dapat juga meningkatkan parameter air sungai yang lain yaitu oksigen terlarut dissolved oxygen/ DO. Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2193 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 01020304050607080T1 T2 T3 T4Gambar 5. Karakteristik DO Air Sungai Kadia DO mg/LBaku Mutu Kelas IIISumber Hasil penelitian, 2021 Pada pengamatan oksigen terlarut dissolved oxygen/ DO pada air sungai Kadia menunjukkan nilai DO pada titik T1 sebesar 0,11 mg/L, titik T2 sebesar 0,17 mg/L, titik T3 sebesar 0,21 mg/L dan titik T4 sebesar 70,3 mg/L Gambar 5. Nilai DO mengalami peningkatan secara signifikan pada titik T4 disebabkan karena pada titik ini merupakan bagian hilir sungai dan kebolehjadian sungai telah tercemar oleh akumulasi hasil buangan limbah domestik dan non domestik. Sumber Hasil penelitian, 2021 Limbah organik dan anorganik yang dibuang ke dalam aliran sungai mempengaruhi peningkatan derajat keasaman [17]. Air dengan nilai pH normal sekitar 6,5 -7,5 dapat memenuhi syarat untuk kehidupan. Hasil analisis pH pada air sungai Kadia menunjukkan nilai pH pada titik T1 sebesar 5,86, titik T2 sebesar 5,53, titik T3 sebesar 0,21 dan titik T4 sebesar 5,83. Nilai pH meningkat pada titik T1, nilai pH berkisar antara 5,0-6,0 Gambar 6. Limbah yang dibuang tidak bersifat asam atau basa dalam kadar yang tinggi, namun lebih bersifat organik yang dapat terurai baik secara biologis maupun kimiawi di badan air. Air bersifat asam memiliki pH kurang dari 7 dan bersifat air basa lebih dari 7. Peningkatan nilai derajad pH dipengaruhi oleh limbah organik maupun anorganik yang di buang ke sungai. Parameter Nitrat NO2, Phosphat PO4 dan Biological Oxigen Demand BOD Air Sungai Kadia Sampel air sungai untuk menguji parameter Nitrat NO2, Phosphat PO4 dan Biological Oxigen Demand BOD diambil pada 3 titik yang berbeda yaitu hulu Sungai Kadia T1, tengah Sungai Kadia T2 dan hilir Sungai Kadia kondisi pasang T3 dan surut T4. Alat wadah yang digunakan untuk menampung sampel air sungai adalah botol ukuran 1 liter. Sementara, ukuran kedalaman dan waktu pengambilan sampel, bervariasi. Adapun kedalaman dan waktu pengambilan sampel pada titik T1 0,30 meter; pukul 1000 WITA; T2 0,40 meter; pukul 1300 WITA; T3 0,15 meter; pukul 1500 WITA saat air pasang, T4 0,70 meter; pukul 0800 WITA saat air surut. Berdasarkan hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungan parameter BOD, NO3 dan PO4 di Sungai Kadia pada tiap titik cukup bervariasi. Kandungan parameter BOD pada titik T1 sebesar 12,80 mg/L, titik T2 sebesar 28,20 mg/L, titik T3 sebesar 10,50 mg/L dan titik T4 sebesar 32,50 mg/L. Kandungan NO3 pada titik T1 sebesar 1,41 mg/L, titik T2 sebesar 1,62 mg/L, titik T3 sebesar 1,89 mg/L dan titik T4 012345678T1 T2 T3 T4DHL µmhos/cm0510152025303540T1 T2 T3 T4Gambar 2. Keadaan Suhu Air Sungai Kadia Suhu ºC Baku Mutu Kelas III020406080100120T1 T2 T3 T4Gambar 4. Keadaan Turbiditas Air Sungai Kadia TurbiditasNTUBaku MutuKelas III01234567T1 T2 T3 T4Gambar 6. Keadaan pH Air Sungai Kadia pH Baku Mutu Kelas IIIGambar 3. Daya Hantar Listrik Air Sungai Kadia Kadia Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2194 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 sebesar 1,57 mg/L. Sedangkan kandungan PO4 pada titik T1 sebesar 0,026 mg/L, titik T2 sebesar 0,112 mg/L, titik T3 sebesar 0,018 mg/L dan titik T4 sebesar 0,175 mg/L. Hasil uji laboratorium parameter air sungai kadia tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter BOD, NO3 dan PO4 air Sungai Kadia Sungai Kadia Hilir Pasang T3 Sungai Kadia Hilir Surut T4 Sumber Hasil penelitian, 2021 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa kandungan parameter BOD, NO3 dan PO4 di Sungai Kadia bervariasi pada tiap titiknya. Jika dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan [15], [18] dengan batas maksimum kandungan BOD sebesar 6 mg/L Kelas III NO3 sebesar 20 mg/L Kelas III dan PO4 sebesar 1 mg/L Kelas III. Nilai BOD pada titik T1, T2, T3 dan T4 berada dikisaran 10-33 mg/L, ini artinya Sungai Kadia dikategorikan tercemar karena nilai BOD sudah melebihi baku mutu dengan nilai yang sangat signifikan. Limbah domestik berkontribusi pada peningkatan BOD perairan sungai[11]. Nilai NO3 pada titik T1, T2, T3 dan T4 berada dikisaran 1-2 mg/L, hal ini mengindikasikan bahwa nilai ini masih dibawah baku mutu dan dikategorikan belum tercemar. Nitrat di perairan merupakan makro nutrien yang mengendalikan produktivitas primer di daerah eufotik. Kadar nitrat di perairan hilir dipengaruhi oleh asupan dari badan sungai yang bersumber dari buangan rumah tangga, kotoran hewan dan manusia serta pertanian[19]. Adapun nilai PO4 pada titik T1, T2, T3 dan T4 berada dikisaran 0,010-1,200 mg/L telah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Meskipun nilai NO3 masih dibawah baku mutu, tetapi BOD dan PO4 berdasarkan kategori pencemaran air sungai sudah melebihi baku mutu dengan nilai yang sangat signifikan tentu hal tersebut tidak sesuai untuk kehidupan organisme perairan. Grafik perbandingan parameter BOD, NO3 dan PO4 di Sungai Kadia dengan baku mutu dapat dilihat pada Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9. Sumber Hasil penelitian, 2021 Pada tiap titik pengambilan sampel tingkat pencemaran Sungai Kadia bervariasi. Salah satu penyebabnya karena penggunaan lahan dan aktivitas sepanjang aliran Sungai Kadia juga cukup beragam, diantaranya terdapat pertokoan, pasar buah, pergudangan, dan juga pemukiman yang cukup padat. Dengan demikian limbah yang dihasilkan cukup beragam. Tingkat pencemaran paling tinggi terdapat di bagian hilir sungai sedangkan tingkat pencemaran paling rendah terdapat di bagian hulu sungai Kadia. Peningkatan parameter fisik kimia seperti BOD, DO dan parameter lainnya tidak lain disebabkan oleh akumulasi limbah kegiatan perkotaan limbah domestik, limbah aktivitas pasar, pertanian, dan industri dan kegiatan antropogenik lainnya di sepanjang daerah aliran sungai [20]. Aktivitas masyarakat di sekitar daerah aliran sungai DAS menjadi penyebab tingginya tingkat pencemaran dan menimbulkan vektor penyakit bawaan. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian dan pengelolaan air limbah domestik agar fungsi ekosistem tidak hilang sebagaimana mestinya [21] dengan demikian, kelestarian fungsi air sungai dapat berlanjut dimasa mendatang. T2 T3 T4Gambar 7. Parameter BOD Air Sungai Kadia BOD Baku Mutu Kelas T2 T3 T4Gambar 8. Parameter NO3Air Sungai Kadia NO3 Baku Mutu Kelas T2 T3 T4Gambar 9. Parameter PO4Air Sungai Kadia PO4 Baku Mutu Kelas III Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2195 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 4. Kesimpulan Penelitian ini menganalisis beberapa parameter fisik-kimia Suhu, DHL, Turbiditas, DO, pH, NO2, PO4, BOD air Sungai Kadia pada tahun pertama pandemi COVID-19 melalui metode pengujian langsung in situ dan pengujian laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan parameter suhu, turbiditas, DO, BOD melewati ambang baku mutu yang disyaratkan dalam PP Tahun 2001 dan PP No. 22 tahun 2021. Tingginya parameter-parameter tersebut pada Sungai Kadia tahun pertama masa pandemik COVID-19 ini disinyalir dipengaruhi banyaknya limbah domestik rumah tangga yang masuk di aliran sungai karena sebagian besar masyarakat beraktivitas di rumah masing-masing. Adapun parameter lainnya DLH, pH, NO3, PO4 yang diuji dan analisis dalam penelitian ini belum melewati ambang baku mutu. Perlu penelitian lebih lanjut untuk membandingkan nilai parameter fisik-kimia sebelum, dan setelah setahun lebih pandemik COVID-19 ini. 5. Ucapan Terimaksih Terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kendari atas kerjasama yang baik selama berlangsungnya penelitian ini. 6. Singkatan Corona Virus Disease 2019 Unit Pelaksana Teknis Daerah 7. Referensi [1] WHO. 2021. COVID-19 Weekly Epidemiological Update. diakses tanggal 27 Juli 2021. [2] KPCPEN. 2021. Data Sebaran. diakses tanggal 27 Juli 2021. [3] Li, Q., X. Guan, P. Wu, X. Wang., L. Zhou. 2020. Early Transmission Dynamics in Wuhan, China, of Novel Coronavirus–Infected Pneumonia. N. Engl. J. Med., 382 13, 1199–1207, doi [4] Braga. F., G. M. Scarpa, V. E. Brando, G. Manfe., and L. Zaggia. 2020. COVID-19 lockdown measures reveal human impact on water transparency in the Venice Lagoon. Sci. Total Environ., 736, 139612, doi [5] Yunus, Y. Masago, and Y. Hijioka 2020. COVID-19 and surface water quality Improved lake water quality during the lockdown. Sci. Total Environ., 731, 139012, doi [6] Duttagupta, S., Bhanja., A. Dutta., S. Sarkar., M. Chakraborty. 2021. Impact of Covid-19 Lockdown on Availability of Drinking Water in the Arsenic-Affected Ganges River Basin. Int. J. Environ. Res. Public. Health, 18 6, 2832, doi [7] Tokatlı. C., and M. Varol. 2021. Impact of the COVID-19 lockdown period on surface water quality in the Meriç-Ergene River Basin, Northwest Turkey. Environ. Res.,197, 111051, 1–8, doi [8] Persada. S. 2021. Kisah Pasien Covid-19 Pertama di Kendari yang Sembuh, Tempo, Jakarta, https // diakses 27 Juli 2021 [9] Diskominfo Kota Kendari. 2021. Update Covid-19 Kota Kendari. diakses 27 Juli 2021 [10] Kamble, 2014. Water Pollution and Public Health Issues in Kolhapur City in Maharashtra. International Journal of Scientific and Research Publications, 4 1, 6. [11] Arum, S. P. I., and D. Harisuseno. 2019. Domestic Wastewater Contribution to Water Quality of Brantas River at Dinoyo Urban Village, Malang City. J-PAL,10 2, 8. doi Serambi Engineering, Volume VI, No. 3, Juli 2021 hal 2190 - 2196 2196 p-ISSN 2528-3561 e-ISSN 2541-1934 [12] Prevost, B., F. S. Lucas., A. Goncalves., F. Richard., and S. Wurtzer 2015. Large scale survey of enteric viruses in river and waste water underlines the health status of the local population,” Environ. Int., 79, 42–50. doi [13] Badan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia SNI Air dan air limbah metoda pengambilan contoh air limbah. PU Cipta Karya. diakses 27 Juli 2021 [14] Effendi. H., Romanto, and Y. Wardiatno. 2015. Water Quality Status of Ciambulawung River, Banten Province, Based on Pollution Index and NSF-WQI. Procedia Environ. Sci., 24, 228–237, doi [15] Pemerintah Pusat. 2001. Salinan Peraturan Pemerintah PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Deputi Perundang-undangan dan Administrasi Hukum. [16] Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta Kanisus. [17] Ikhsan, A., A. Auliya, A. Walid, and E. P. Putra. 2020. Pengaruh Sampah Rumah Tangga Terhadap Kulitas pH Air Tempat Pembuangan Akhir TPA Air Sebakul Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Manhaj Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyaakat. 91 . 37-44. [18] Pemerintah Pusat. 2021. Salinan Peraturan Pemerintah PP No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Deputi Perundang-undangan dan Administrasi Hukum. diakses 27 Juli 2021 [19] Putri, A. I. S. Purwiyanto,. Fauziyah, F. Agustriani, and Y. Suteja. 2019. Kondisi Nitrat, Nitrit, Amonia, Fosfat dan BOD di Muara Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan. J. Ilmu dan Teknol. Kelaut. Trop., 111, 65–74, doi [20] Mishra. R. and D. Singh,. 2020 Impact of Pollution on Kelo River of Raigarh District,” Mater. Today Proc., 29, 310–315, doi [21] Alfaroby. and E. Wardhani 2021. Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Pada Daerah Aliran Sungai Cibabat, Kota Cimahi. J. Serambi Eng., 6 2 doi ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Azhar Rais Alfaroby Eka WardhaniThe increase in population causes the need for clean water and community activities to increase and has an impact on increasing the amount of waste water produced. The amount of waste water that is generated depends on the large number of the population on the need for clean water used in every existing human activity. Domestic waste management in the Cibabat watershed area, Cimahi City is still minimal, in an effort to improve the quality of the Cibabat river and support the acceleration of pollution control in the Citarum watershed which is part of the Citarum Harum program in 2018, so a planning system for the distribution of domestic wastewater is needed Cibabat watershed, Cimahi City with the aim of producing domestic waste water that can be channeled and treated properly so that it does not pollute the aquatic environment. The method used in the planning of the domestic wastewater distribution system refers to the PUPR Regulation No. 04 of 2017 concerning guidelines for the implementation of the domestic wastewater management system. With the wastewater distribution system in the Cibabat watershed, it is hoped that it can improve the quality of water in the Cibabat River, Cimahi City in the planning period of the next 20 years. This study will determine the type of application of an effective domestic wastewater management system adapted to the existing conditions of the Cibabat watershed, Cimahi River is located in Lebakpicung Kampong close to Halimun Salak National Park. Ciambulawung River is used for micro-hydro power plant capacity Watt. The purpose of this study was to determine the water quality status of Ciambulawung River. The pollution index ranged – and NSF-WQI ranged 87 – 88. Hence the river water quality is considered good. Based on these indices it is concluded that communities living along river bank and micro-hydro power plant did not negatively affect the water quality of Ciambulawung Mishra Divya SinghPhysico-chemical parameter of surface water of Kelo River was investigated in year 2016. Ph, TDS, Chloride, and Dissolved oxygen, BOD, COD, hardness is discussed in this chloride, DO, BOD, COD shows variations between the two station selected for the study .Due to the urban, industrial, agriculture and other anthropogenic activities river water is polluted, there is a need of serious concern on water pollution and planning for the disposal of solid and liquid wasteAir dan air limbah metoda pengambilan contoh air limbahNasional Badan StandardisasiBadan Standardisasi Nasional. 2008. Standar Nasional Indonesia SNI Air dan air limbah metoda pengambilan contoh air limbah. PU Cipta Peraturan Pemerintah PP No. 82 TahunPemerintah PusatPemerintah Pusat. 2001. Salinan Peraturan Pemerintah PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Deputi Perundang-undangan dan Administrasi Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan PerairanH EffendiEffendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta Kanisus. Membuang air bekas pakai tak boleh sembarangan dilakukan. Terdapat setidaknya tujuh indikator limbah cair yang perlu Anda perhatikan agar limbah cair tidak merusak mutu air. Limbah cair atau air limbah, merupakan air bekas pakai dari suatu usaha atau kegiatan yang akan dibuang. Air pembuangan ini mengandung cemaran dan dapat merusak kualitas air sungai hingga tak layak karena itu, sebelum membuang air bekas pakai, Anda perlu melakukan pengolahan terlebih dahulu sesuai prosedur dan standar yang ditentukan pemerintah. Terdapat tujuh parameter limbah cair yang telah diatur di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 tahun 2016 demi tetap menjaga kualitas air dan apa saja ketujuh parameter limbah cair tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini!Parameter air limbah yang harus diperhatikan oleh pemilik usaha maupun peroranganParameter limbah cair yang diatur di dalam Permen LHK No. 68 tahun 2016 adalah standar yang dibuat untuk limbah cair yang dihasilkan oleh perorangan maupun kelompok dalam skala domestik. Ini berarti, permukiman penduduk, kantor-kantor pemerintah dan pelayanan publik, tempat usaha bisnis perniagaan hingga perhotelan, serta tempat umum lainnya seperti tempat ibadah maupun rekreasi, termasuk ke dalam tempat yang harus menerapkan parameter limbah cair berikut keasaman atau pHPoin pertama adalah tingkat keasaman air. Air yang memiliki tingkat keasaman tinggi bersifat korosif dan dapat menimbulkan iritasi bagi kulit manusia dan menjadi racun bagi biota air. Ketidakseimbangan pH ini dapat disebabkan oleh larutan-larutan seperti deterjen, sabun, sisa pembusukan dan pelapukan yang terbawa oleh air. Hal sebaliknya juga terjadi apabila air terlalu basa. Keseimbangan metabolisme makhluk hidup dapat terganggu bahkan dapat menyebabkan kerusakan organ yang fatal. Berdasarkan Permen LHK No. 68 tahun 2016, ambang batas pH air yang diizinkan terhadap limbah cair adalah 6 hingga oksigen bakteri dalam air atau BOD Biochemical Oxygen DemandKetika air membawa polutan organik seperti sisa makanan, akan terjadi proses pembusukan di dalam air. Proses dekomposisi ini dilakukan oleh berbagai mikroorganisme yang tentunya membutuhkan oksigen untuk hidup dan melaksanakan peran alamiahnya. Kebutuhan oksigen inilah yang menjadi salah satu parameter air limbah yang harus diperhatikanDikutip dari semakin tinggi tingkat BOD pada limbah air, semakin tinggi pula kadar oksigen dalam air yang akan berkurang. Ambang batas maksimal yang ditentukan di dalam Permen LHK No. 68 tahun 2016 adalah sebesar 30 mg/ oksigen kimia atau COD Chemical Oxygen DemandProses dekomposisi tak hanya dilakukan oleh organisme seperti bakteri dan jamur, tetapi juga senyawa kimiawi yang terkandung dalam air. Proses kimiawi ini disebut juga dengan oksidasi. Seperti BOD, kadar COD yang tinggi juga berbahaya karena dapat menyebabkan kandungan oksigen dalam air menipis. Ambang batas maksimal yang dinilai aman berdasarkan Permen LHK tahun 2016 adalah 100 mg/LMinyak dan lemakBukan rahasia lagi bila minyak dan lemak tidak dapat terlarut dengan baik dengan air. Ia hanya akan mengapung di bagian permukaan. Apabila volumenya terlalu besar, lapisan minyak tersebut dapat menutupi air dan mengganggu cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tanaman air dalam memproduksi sebab itu, tak heran jika lemak dan minyak termasuk ke dalam salah satu parameter limbah cair dalam Permen LHK No. 68 tahun 2016. Batas maksimum cemarannya adalah 5 mg/ merupakan jenis nitrogen yang paling umum ditemui di limbah cair. Walaupun kerap digunakan untuk menyuburkan tanah dan tanaman, kadar amonia yang tinggi di dalam air justru akan menjadi dari Fakultas Teknik Universitas Medan AreaUMA, polutan amonia umumnya berasal dari urin, kotoran, cairan pembersih. Penting untuk menyesuaikan kandungan polutan ini dengan parameter limbah cair yang telah diatur oleh Permen LHK No. 68 tahun 2016 sebesar 10 mg/ coliformColiform merupakan bakteri yang hidup di daerah yang memiliki polutan. Populasi jenis bakteri ini umumnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran yang terjadi. Sehingga, mengukur kadar bakteri ini di dalam suatu perairan sangat berguna untuk melihat intensitas pencemaran yang yang mengandung jenis bakteri ini sangat berbahaya bagi manusia sehingga kualitasnya menjadi tidak layak konsumsi. Batas maksimal toleransi total coliform pada air limbah adalah 3000 jumlah/100 Total Suspended Solids atau total padatan yang terkandungApa itu total padatan yang terlarut atau TSS? Benda-benda seperti sampah organik maupun anorganik lambat laun akan hancur menjadi partikel-partikel yang kecil. Partikel kecil ini, dikutip dari Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia, baru dapat dikategorikan sebagai TSS apabila keberadaannya hanya dapat difiltrasi dengan kertas saring berpori 40 limbah cair TSS berfungsi untuk melihat tingkat kekeruhan air. Kekeruhan berpotensi menghalangi cahaya matahari yang masuk apabila jumlahnya terlalu banyak. KLHK dalam Permennya menentukan batas maksimum TSS sebesar 30 mg/ menerapkan standar parameter limbah cair, Anda dapat melimpahkannya kepada Instansi Pengolahan Air Limbah milik pemerintah atau perusahaan terkait, maupun mengupayakannya secara mandiri dengan membangun sistem STP Sewage Treatment Plant di rumah maupun tempat usaha Anda. Masih punya pertanyaan? Cari tahu lebih lanjut tentang STP dan bagaimana sistem ini mengimplementasikan parameter limbah cair sesuai aturan melalui kontak Adika Tirta Daya! Deanita

parameter baku mutu air limbah